Pendidikan




JUDUL                                  : POTRET BURAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
JENIS                                    : BERITA
SUMBER                              : NET.TV
TEMPAT KEJADIAN         : MALAKA, JEMBER, DAN TASIK MALAYA

SINOPSIS BERITA 

              Dalam salah satu siaran televisi (Net.TV) melaporkan berita tentang buruknya layanan pendidikan di Indonesia. Seperti dalam laporan tersebut bahwa terdapat satu sekolah yang berada di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur yang kurang dalam hal sarana dan prasarana. Tepatnya di SDN Kelis Bandao, Desa Wametan, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur memiliki sarana dan prasarana yang kurang dalam mendidik siswanya. Dapat dilihat di dalam video bagaimana bangunan kelas mereka yang tidak layak digunakan dan sudah hampir roboh. Bangunan sekolah mereka berdindingkan kayu lapuk yang bolong-bolong dan beratapkan alang-alang. Dengan sarana dan prasarana yang tidak memadai tersebut, para siswa disana terpaksa melakukan kegiatan  belajar mengajar dengan sarana seadanya. Namun, dengan semangat dan niat yang keras dari para siswa kekurangan tersebut tak berarti bagi mereka demi meraih cita-citanya. 
                  Sementara itu masyarakat di Kampung Mojang, Kelurahan Bintoro, Patrang, Jember, Jawa Timur mayoritas penduduknya masih buta aksara. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak mendapatkan pendidikan formal. Sehari-harinya masyarakat di kampung ini bekerja serabutan, memelihara ternak dan memiliki penghasilan rendah. Sama halnya dengan Kampung Gluduk di Kelurahan yang sama juga mengalami hal yang sama yaitu tidak dapat mengenyam pendidikan formal. Dengan akses menuju kampung yang sangat sulit dan tingkat perekonomiannya yang rendah menyebabkan masyarakat di kampung ini tidak dapat mengenyam pendidikan formal. Meski tidak dapat mengenyam pendidikan formal, masyarakat di kampung ini terutama bagi anak-anak diberikan pendidikan non-formal oleh pemuka agama. Padahal menurut Anggota Komisi D DPRD Jember alokasi dana yang diberikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Jember berkisar 1.24 Triliun Rupiah dan pihaknya akan segera mengurus dan menindak lanjuti masalah ini. 
                  Berbeda halnya dengan potret pendidikan di Tasik Malaya, Jawa Barat. Murid Sekolah Dasar di SDN Parentas, Kabupaten Buligir, Desa Parentas dengan sabar menanti seorang guru yang datang. Hal ini dikarenakan akses menuju desa terpencil sangat kurang, tidak adanya putra daerah yang berpendidikan tinggi juga mengakibatkan kurangnya tenaga pengajar di desa ini, Bukan hanya itu jumlah siswa yang ada di desa ini sangat sedikit. Menurut Bupati Tasik Malaya, guru yang ditempatkan di daerah terpencil hanya bertahan beberapa tahun saja dan setelah itu mereka mengajukan untuk pindah, masalah ini akan segera diselesaikan oleh pemerintah setempat. 
                  Penyelenggaraan Pendidikan adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No 20 th 2003). Sebagai konsekuensi dari undang-undang ini adalah pemerintah berkewajiban menyiapkan segala prasarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Dalam kenyataannya pembangunan prasarana pendidikan masih  terkonsentrasi di daerah perkotaan dibandingkan di daerah pedesaan sehingga mutu pendidikan yang di hasilkan juga sangat jauh berbeda. Karena  diatur dalam Undang-Undang, maka setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak, setara, juga berkualitas.
            Jika potret pendidikan yang dilaporkan tersebut dihubungkan dengan program Nawa Cita pemerintah Jokowi –Jk khususnya  butir ke 3 dan 5 yang menyebutkan bahwa; “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan” dan “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia”  tentu hal ini sangat bertolak belakang. Sangat disayangkan jika  sekolah sebagai tempat belajar  dan menuntut ilmu kondisinya sangat memperihatinkan seperti itu.  Sudah pasti individu yang terlibat dalam proses belajar – mengajar di sekolah tersebut kurang atau sama sekali tidak mendapatkan kenyamanan. Jika dalam proses pembelajaran sudah seperti ini, maka kualitas pendidikan seperti apa yang bisa diharapkan dan lebih jauh lagi kualitas hidup manusia Indonesia seperti apa yang bisa dihasilkan dari  penyelenggaraan pendidikan seperti ini.  Jika dibandingkan dengan keberadaan sekolah yang ada di perkotaan tentu hal ini sangat jauh, sehingga Jokowi  mencanangkan program pembangunan dari wilayah terpencil terutama desa-desa yang tujuannya adalah untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur antara daerah kota dan pedesaan. Mudah-mudahan laporan ini segera mendapat perhatian dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah agar segera memberikan penanganan terhadap fasilitas sekolah di daerah terpencil.
            Adanya kesenjangan terutama fasilitas pendidikan untuk daerah-daerah terpencil sudah disadari sepenuhnya oleh pemerintah. Upaya-upaya perbaikan mulai dari pengalokasian dana pendidikan 20 %  hingga berbagai kemudahan di bidang pendidikan seperti dibuatnya Kartu Indonesia Pintar, serta wajib belajar 9 Tahun telah di programkan pemerintah sebagai bukti dari kesungguhan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas bagi warganya. Mengingat wilayah Geografis Indonesia sifatnya sangat spesifik, maka sudah pasti ada daerah-daerah yang belum maksimal tersentuh program tersebut. Dalam menyikapi ketidak merataan prasarana pendidikan terutama bagi daerah terpencil semua pihak mesti mengedepankan sikap yang bijaksana dan saling menyadari bahwa dalam membangun pendidikan yang berkualitas membutuhkan waktu yang panjang dan juga kerjasama yang berkesinambungan.

Komentar

  1. Melihat berita ini, saya turut prihatin ketika melihat gedung sekolah yang tidak layak atau bahkan hampir roboh, bahkan masih ada yang masih buta aksara. Jelas sekali layanan dan mutu pendidikan di Indonesia masih belum dapat dikatakan sempurna. Bahkan sarana dan prasarana untuk pendidikan pun pemerintah masih kurang memperhatikannya. Padahal sudah jelas pemerintah mengetahui kabar seperti ini tetapi mereka tetap saja cuek bahkan kurang memperdulikannya. Great job, mel!!

    BalasHapus
  2. Dengan adanya berita ini terlihat jelas bahwa fasilitas pendidikan di Indonesia masih dikatakan kurang, karena kurang meratanya pembagian fasilitas dan pembangunan ulang sekolah baru agar layak di gunakan dan memberikan semangat belajar lebih,

    BalasHapus
  3. Indonesia sudah merdeka 72 tahun lamanya, namun masyarakat di pedalam belum merasakan kesejahteraan. Pendidikan merupakan hal yang penting untuk memajukan bangsa. Pemerintah seharusnya lebih memperhaikan masyarakat di pedalaman agar hidupnya terjamin, video diatas sangat jelas bahwa pemerintah belum memeratakan pembangunan di daerah pedalaman. Lebih-lebih bangunan yang dipakai untuk menuntut ilmu.

    BalasHapus
  4. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan daerah terpencil , jika fasilitas yang dipergunakan saat pembelajaran itu nyaman tentu saja siswanya akan lebih nyaman untu belajar :)

    BalasHapus
  5. disini yang berkomentar bahwa seharusnya pemerintah lebih adil untuk memberikan sarana dan prasarana yang lengkap pada sekolah-sekolah yang ada di daerah di pedesaan terutama daerah terpencil seperti Desa Wametan. tetapi bukan hanya di Desa Wametan saja yang sarananya yang belum terpenuhi, tetapi masih banyak daerah terpencil di bali seperti di kabupaten karangasem,bangli,dll . Semoga Pemerintah kedepannya dapat meratakan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di pedesaan khususnya di daerah terpencil .

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Pemerintah haruslah memberikan tempat yang layak untuk belajar

    BalasHapus
  9. Semoga pemerintah dapat menfasilitasi gedung gedung sekolah yang tak layak pakai sehingga murid murid dapat belajar dengan nyaman. Dan semoga penduduk yang buta aksara dapat mendapatkan pendidikan yang seharusnya.

    BalasHapus
  10. Inilah contoh ketidakmerataan pendidikan diindonesia, perlu kajian yang lebih mendalam dari pemerintah akan hal ini. Agar kualitas pendidikan diindonesia menjadi berkualitas.

    BalasHapus
  11. Setelah melihat artikel diatas, saya prihatin dengan pendidikan di Indonesia, bagaimana kita bisa menjadi negara maju apabila masalah pendidikan seperti ini masih diabaikan, pemerintah seharusnya tidak tenang seperti itu menanggapi hal seperti ini, mereka harus bergerak cepat mengatasi hal ini

    BalasHapus
  12. Ini artikel yang saya tunggu-tunggu. Setelah sekian lama akhirnya ada juga yang post artikel dengan tema ini. Selamat dan sukses untuk penulis 👍

    BalasHapus
  13. Anak-anak dari daerah pedalaman layak mendapatkan pendidikan apalagi jika masih ada anak-anak yg belum mendapatkan pendidikan formal bahkan smpai buta aksara, pendidikan itu penting apalagi dijaman sekarang ini walaupun mereka dri pedalama jgn sampai mereka ketinggalan pelajaran yg semestinya mereka dpatkan seharusnya pemerintah lebih memperhatikan hal sperti ini karena meraka merupakan ujung tombak dari kemajuam bangsa indonesia sma hal nya dengan fasilitas sekolah harus mendapatkan tempat yg layak karena tempat layak dan nyaman akan mendukung kemajuan belajar anak-anak Indonesia

    BalasHapus
  14. Pemerintah harus turun tangan karena melihat kondisi bangunan sekolahnya pun sangatlah tidak layak digunakan sebagai sarana belajar.

    BalasHapus
  15. Semoga pemerintah lebih memperhatikan hal-hal tersebut, dan pemerintah harus lebih turun tangan dengan cara merenovasi sekolah tersebut dan memberikan sarana prasarana di daerah tersebut.

    BalasHapus
  16. Negara tak akan maju bila masalah pendidikan masih saja menjadi PR pemerintah di Negeri ini!

    BalasHapus
  17. Semoga pemerintah lebih memperhatikan hal-hal tersebut dan turun tangan langsung ke wilayah wilayah yang kualitas pendidikannya kurang memadai dan dibwah dengan kata layak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Subjek

Manfaat Katalog